Sabtu, 06 Februari 2010

Ahlus Sunnah wal Jamaah


Ahlus Sunnah wal Jamaah yaitu mereka yang berpegang teguh pada Sunnah dan Jamaah di mana sejarah mulai disebarluaskannya nama tersebut ketika timbulnya berbagai macam perpecahan dan perselisihan. Sedangkan dakwah hizbiyah adalah dakwah yang mengajak pada kelompok atau golongan tertentu yang menyimpang dari Sunnah dan manhaj yang shahih yang ditinggalkan oleh Salaful Shalih.

Para da’i yang mengajak untuk mengikuti manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah para da’i yang mengajak umat untuk kembali kepada Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman Salafus Shalih bukan mengajak kepada kelompok atau golongan tertentu yang menyimpang dari Sunnah dan manhaj yang shahih. Digunakannya nama Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah dalam rangka membedakan dari berbagai kelompok dan golongan sesat yang menyimpang dari Sunnah. Nama ini bukan nama yang dibuat untuk suatu kelompok atau aliran tertentu yang telah menyempal dari Sunnah.

Oleh karena itu perlu kiranya diterangkan tentang bagaimana sebenarnya hakekat dakwah hizbiyah agar jelas mana dakwah hizbiyah dan mana yang tidak hizbiyah di antara sekian banyak dakwah yang ada sekarang ini.

Akan tetapi banyak dari orang-orang jahil yang menuduh dakwah Ahlus Sunnah adalah dakwah hizbiyah. Mereka menuduh para da’i Ahlus Sunnah wal Jamaah yang mengajak kepada Sunnah, mencintai Ahlus Sunnah, dan menjauhi bid’ah serta membenci ahlul bid’ah adalah para da’i yang mengajak kepada hizbiyah. Menurut orang-orang jahil tersebut, Ahlus Sunnah hanya menganjurkan kaum Muslimin untuk mengikuti dakwahnya saja dengan meninggalkan dakwah lainnya yang masih merupakan dakwah Islamiyah. Di samping itu --menurut mereka-- para da’i tersebut mengikat pengikutnya untuk belajar hanya kepadanya saja dan tidak boleh belajar kepada para da’i lain yang berbeda manhaj dengan mereka.
Alhamdulillah kami telah menyajikan artikel ilmiah pada edisi ini yang insya Allohu ta'ala bermanfaat bagi kita... dimana kami mengambil dri kitab kitab para ulama salah satunya :

Ath-Thariiq ila Jama’atil ‘umm


Wahai saudaraku kaum Muslimin, --semoga Allah merahmati dan menunjuki kita semua kepada jalan yang lurus-- ketahuilah! Jalan yang selamat itu adalah dengan mengikuti Al Quran dan As Sunnah. Hal ini adalah suatu perkara yang sudah maklum di kalangan kaum Muslimin kecuali orang-orang yang Allah palingkan hatinya, baik mereka yang masih mengaku sebagai Muslim atau tidak.

Soichiro Honda


Prof. Toshiko Kinoshita, dari Universitas Waseda, Jepang.

Soichiro Honda adalah salah satu contoh pribadi sukses yang menghasilkan perusahaan besar. Perusahaan Honda dimulai dengan keputusan dan hasrat yang bergelora untuk mendapatkan hasil.
Semua berawal pada tahun 1938, ketika ia mengumpulkan semua harta miliknya untuk diiventariskan pada bengkel kerja dimana ia mulai konsep " piston ring " ia berharap bisa menjualnya ke Toyota, sehingga ia berusaha keras termasuk menginap dibengkel kerjanya dengan keyakinan ia dapat berhasil. Ia bahkan harus menggadaikan perhiasan istrinya agar bisa tetap melanjutkan usahanya.
Ketika "piston ring" sudah selesai dan ia membawanya ke Toyota. Produknya di tolak karena dianggap tidak memenuhi standar. Ia kemudian kembali kesekolah, ketika ia menceritakan temuannya, ia ditertawakan guru dan teman sekolahnya.
Ketimbang bersedih dengan kegagalan dan ejekan, Honda fokus pada sasarannya untuk mencapai target. Setelah dua tahun akhirnya berhasil. Toyota membeli hasilnya. Pemerintah jepang yang terlibat dalam kancah perang menolak menjual material untuk pembangunan pabrik, ia tetap tak mau menyerah, ia malah membuat pabrik pembuatan lalu membangun pabriknya.
Seusai perang ketika terjadi krisis bahan bakar di China, Honda bahkan tak mampu membayar harga bahan bakar. Dalam keadaan putus asa ia menempel mesir pada sepeda motornya. Orang orang melihatnya kagum dan meminta agar mereka juga dibuatkan sepeda motor. Akhirnya mesinnya habis.
Ia ingin memproduksi mesin tapi modalnya habis. Ia mengambil keputusan untuk mengajak 18.000 penjual sepeda di jepang. Ia menjelaskan bagaimana penemuaanya bisa merevitalisasi perekonomian jepang. Ia berhasil meyakinkan 5000 dari mereka.
Untuk membayar dimuka modal yang diperlukan. Ia memproduksi dan terus meningkatkan kualitas produksi. Ia berhasil, sekarang ini perusahaan Honda sudah memiliki 100.000 pegawai. Memproduksi bukan hanya sepeda motor tapi juga mobil. Ia berhasil dijepang dan mengalahkan semua mobil, kecuali Toyota di Amerika Serikat.

Sukses Soichiro Honda disebabkan oleh kekuatan IMPIAN.

Jadilah orang yang lebih memperhatikan karakter daripada reputasi, karena karakter adalah siapa sesungguhnya Anda, sedangkan reputasi adalah bagaimana oranglain berpikir tentang Anda.

"Terbang ke Masa lalu"


oleh. muhasyaelfihr

pagi itu, azan shubuh berkumandang dari sebuah masjid jami pondok pesantren. mata kami masih terpejam rapat, kumandang azan bagai serpihan debu. menggelora namun pergi saja berlalu. dipojok kamar itu kami masih terbaring menikmati indahnya mimpi kala itu. aku berada di maqomku, ruangan kecil tak begitu luas 3x1,5 meter yang aku buat sendiri didalam kamarku, ruangan yang hanya diskat sebuah lemari panjang milikku dan temanku. lain lagi dengan lima orang temanku yang terbaring diruangan kamar alie lima berukuran 3x3meter sebut saja begitu. mereka bagaikan mayat yang akan bangkit jika waktunya dibangkitkan.

waktu terus melaju, mengakhiri dekapan setiap detak detik jam bekerku.
dari alam tak sadarku, aku mendengar jauh disana suara yang tak aneh lagi dalam kehidupanku.
"jeggerrr..!!!"
"bangun!! subuh!!! kebiasaan"
tanpa muqodimah panjang, dari alam tidur itu, aku langsung menyeru kepada ruh-ruhku untuk kembali bersatu pada jasadku, karena suara itu, ya suara itu. suara pudir kesantrian yang sedang marah-marah karena waktu subuh telah tiba kami masih saja terlelap tidur.
sesekali suara keras rotan itu menggelagar pada setiap pinitu kamar di asrama mahmud zahid diiringi lantunan kemarahan pudir kesantrian, seperti sebuah orchestra disebuah operah, sebut saja Guru Rojuddin. sekilas seluruh ruhku telah menyatu dalam jasadku. aku langsung bangkit dari tempat tersemayam itu. tak lain adalah kamar mandi tujuanku, ya, kamar mandi desirku pada mata yang masih menggundah segar, karena tak ada tempat lagi selain kamar mandi untuk menghilangkan jejak dari pemburuan subuh kala itu.

dari dalam kamar mandi aku mendengar langkah guru, beliau memasuki kamar kami. dan...
jeprat jepret suara itu terdengar ditelingaku, ya, suara rotan yang dapat kuperkirakan panjangnya satu meter dengan ketebalan jempol tanganku itu melayang tepat disetiap (maaf) bokong teman-temanku.
hatiku begitu tegang, walau aku berada didalam kamar mandi yang masih bisa dibilang terselamatkan.
aku menghembuskan nafas dengan tenang sambil mengelus-elus dadaku. karena aku benar-benar selamat dari perang amuk subuh itu.
setelah kuperkirakan guru itu telah pergi dan jauh dari jarak kamarku, aku kembali keluar dari tempat persembunyianku, kamar mandi.
ketika kubuka pintu..
aku tersenyum ria, walau tak sepadan dengan raut wajahku.
"hahaha..." tawaku pada semua teman-temanku yang baru saja mendapatkan serangan fajar dari Guru Rojuddin.
tetapi tawaku itu tak satupun yang menghiraukannya. betapa tidak, mata mereka kembali terpejam dengan posisi menjungkuk. pura-pura telah bangkit dari tidur. padahal ia melanjutkan kembali tidurnya. tak hanya itu, pandangan dikananku tergambar lain.. belum beberapa menit rotan itu menghantam dirinya sebut saja Naim, ia malah berbaring kembali melanjutkan perjalanan malamnya yang melelahkan.
begitu juga dengan ajay temanku yang benar-benar ahli dalam bidang tidur menidurkan ini.

aku telah benar-benar segar dipagi yang dingin ini. aku keluar kamar menuju tempat wudhu. pemandangan yang membosankan disubuh hari. selalu saja mengantri untuk mengambil air wudhu saja.
aku berdiri ikut mengantri dibarisan mereka. wudhupun telah selesai, langkahku bergegas menuju masjid yang telah mengumandangkan iqomahnya.

***

shalat subuh telah usai, matahari ikut terbangun dari tidurnya sepanjang malam. para santri berlari-lari keluar masjid, seperti tsunami. kegiatan yang tak pernah berubah tiap saban harinya. maklumlah hari ini adalah hari sekolah akan masuk. mereka berlari untuk mendapatkan jatah kamar mandi, istilah kata "siapa cepat dia dapat" siapa cepat datang ke asrama dia yang mandi duluan.
tetapi lain halnya denganku dan kawan-kawan seperjuanganku, bagiku dan kawan-kawanku sistem seperti itu sudah kuno dalam kehidupan dipondok. wajar saja kami sudah enam tahun hidup dipondok ini, jadi untuk hal mandi tidak lagi harus berebut, yach paling tidak harus adu kata dengan teman yang mandinya lama tidak ketulungan. seperti aku. hehehe... Pedenya.

langkahku telah sampai di perempatan jalan menuju asrama, dari jauh pandanganku sudah terlihat ncing penjual nasi uduk duduk diteras depan asrama. sebut saja ncing sari. *ncing dalam bahasa betawi adalah ucapan kepada yang lebih tua, seperti istilah bibi atau lainnya.

langkahku sejenak berhenti di singgahan penjual nasi uduk itu. aku menghampirinya dan mengambil satu bungkus nasi uduk beserta satu bala-bala dan risol. dan tak ketinggalan teh manis hangat yang sudah diikat rapih oleh ncing sari itu.
"duitnya ntar ncing." ucapku pada ncing sari.
ncing sari hanya tersenyum sipu.. aku dapat membaca pikirannya.
"dasar santri... apa-apa ngutang. kapan kayanya gua" ups.. sepertinya aku terlalu bersu'uzhon.
aku tahu sekali ncing sari itu seperti apa, tak mungkin ia akan berfikiran seperti itu.

akhirnya, kembali aku berada dikamarku alie 5, lagi lagi pemandangan yang tak pernah berubah. si naim dan ajay masih kekuruban diatas kasur itu. setiap hari aku selalu membangunkannya, tapi hasilnya nihil. ia tetap pulas dalam perjalanan malamnya.
lain halnya dengan babenk, ia sudah terlihat berseri dipagi ini. maklumlah dia sudah mandi pada pagi-pagi ini. ia terlihat asik diatas kursi itu, terlihat matanya menatap indahnya pagi hari dipinggir jendela kamar. tangannya memegang erat channel radio hitam polytron milikku. terus ia putar channel radio itu. dan akhirnya mendapatkan apa yang dicarinya. siaran GEN FM. begitu bahagianya dipagi ini. lagu Melly goeslaw dengan gantungnya, Padi dengan sang penghiburnya, mulan jamila dengan makhluk tuhan yang paling seksinya. the rock dengan munajat cintanya, maia dengan ingat kamunya. menemani paginya dikala itu.
aku hanya bisa ikut kebahagiaannya dipagi ini dengan lagu-lagu yang disiarkan ole Gen FM itu.

jam sudah menunjukkan pukul 07:15 menit. dhuha telah selesai kulaksanakan walau hanya dua rakaat, 15 menit lagi bel sekolah dikantor akan bunyi ngueng-ngueng. aku sudah rapih dengan pakaian kebesaranku sebagai penuntut ilmu. kemeja putih, celana putih, dasi hitam dan berpeci hitam. gagah seperti pilot pesawat terbang yang akan take off dilapangan bandar udara internasional. hahaha lebay banget...

aku berdiri didepan lemariku. dan suara aneh itu menghampiriku.
"kakak arie.. ganteng banget sih kamu. gitchu kata ririe" ucap aneh temanku kamil namanya.
"etdah orang, ada baeee..." desirku dalam hati, menyambut kedatangannya yang membisingkan pikiranku. aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang aneh. bagaimana tidak, seperti orang idiot, atau bisa dibilang seperti cecep yang diperankan oleh anjasmara di tayangan televisi waktu dahulu.

belum keanehan itu hilang, datang lagi temanku. naseh namanya. atau biasa dirinya menyebut sebagai saneh cute. ada-ada saja..
ia menghampiriku sambil mengangkat tangannya kepundakku sambil mengangkat kaki kanannya lalu menggoyang-goyangkan dan beraksi joget dihadapanku sambil meledekku, "ayayay....ayayay... dengan senyumnya yang mempeson seperti kelinci"

aku lagi-lagi dibuatnya aneh..
setelah naseh pergi, datang makhluk aneh lagi dalam kehidupanku. anas namanya.. sering sekali hal ini terjadi. ketika ku berdiri didepan lemariku. ia ikut berdiri dilemari sampingku milik babenk itu. tak ada yang dilakukannya. cuma terdiam sambil menatap senyum diriku.. aneh... apapula yang dia maksud.

dan tepat dipukul 08:30 bel itu bunyi sangat keras. wiuw...wiuw...wiuw... seperti bunyi perlintasan kereta api. kencang tak karuan sampai terdengar keseluruh seantaro ujungmalang. terkadang aku jenuh dengan bel ini. ya jenuh sekali.. karena sekolah akan segera masuk. astaghfirullah...

dan lucu, lihatlah si naim dan ajay itu, iya baru sibuk bangun dari tidurnya, naim langsung masuk kamar mandi tanpa izin dari ajay yang sudah akan masuk terlebih dahulu. tak heran ajay kesal dibuatnya, ia ngomel-ngomel sembari menggedor-gedor pintu kamar mandi.
lagi-lagi ini kebiasaan buruk yang hampir terjadi setiap harinya. aku dan kawan-kawan hanya bisa tertawa melihat ulah yang dilakukannya. sibuk berebutan kamar mandi di jam sekolah yang sudah masuk. naim pun jeluar dari kamar mandi, terlihat dari wajahnya ia hanya cuci muka didalam kamar mandi itu. ia ingat bahwa hari ini hari kamis, dan jam pertamanya adalah pelajaran bahasa inggris yang diajarkan oleh guru suharso. guru paling kiler untuk kelas IPS. ditambah hari ini adalah ujian vocab. makin kacau saja si naim itu. ia memakai baju sejadinya, sepatu seadanya, dan peci.. ntah dimana peci miliknya itu. ia menyibukkan dirinya hanya karena sebuah peci. tanpa basa-basi peci ntah milik siapa dipakainya. warna pudar, tak tampak lagi hitamnya. dan tak sepas ukuran kepalanya.

dan akhirnya...

semua sibuk menuju kelas masing-masing yang tak jauh beberapa langkah dari asrama.
guru itu telah datang.
dan dari jendela kamarku didepan sana guru nunk sudah menuju kelas dengan sebatang rotan yang diayunkan tangan kanannya.
"guru nunk... guru nunk..." temanku teriak kencang memberi tahu bahwa guru nunk sudah berada beberapa meter dari kelas atau asrama ini.

***

prosesi belajar mengajarpun berjalan, tetapi belum pada penghujung jam pelajaran pertama, ada sesuatu yang menarik. lihatlah dikelas tiga Aliyah IPS itu.. semua sibuk dengan ujian vocab dari guru bahasa inggrisnya. hasilnya setengah dari anak-anak IPS itu harus mengikuti HER karena nilai yang tidak mencapai target. tak ayal, sang guru langsung menjadwalkan pelaksanaan HER atau remedial itu.
kebiasaan HER ini terkadang membuat jengkel mereka yang sering terjerumus didalamnya. tak aneh seperti sholihun yang telah menjadi ikon terbesar bagi Guru Suharso, sampai-sampai setiap pertemuan di setiap kelas tiga aliyah nama nya disebut-sebut, ntah apa maksudnya.

Kampus UIN JAkarta


Sejarah Singkat Universitas

Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merayakan "golden anniversary". Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-program peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad itu pula, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas IAIN al-Jami’ah, periode IAIN Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah.
Periode Perintisan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal karena hambatan dari pihak penjajah Belanda.

Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Umat Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta. Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh Muslim dengan membentuk yayasan di Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris.

Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain Drs. Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma’ruf. Pada 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakulta baru. Sampai dengan 1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1) Fakultas Agama, (2) Fakultas Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan.

Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) dan—sesuai dengan namanya—bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman ilmu pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH. Muhammad Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah, Jurusan Qadla (Syari’ah) dan Jurusan Dakwah.

Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari bahasa Arab, Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam, Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi, Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral masing-masing mendapatkan gelar Bachelor of Art (BA) dan Doctorandus (Drs). Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan sampai dengan dekade 1980-an.
Periode ADIA (1957-1960)

Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni 1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa studi di ADIA adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat akademi 2 tahun.

ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga dikenal dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum ADIA tidak jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa tambahan mata kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional. Komposisi lengkapnya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh Tasyri’ Islam, Ilmu Kalam/Mantiq, Ilmu Akhlaq/Tasawuf, Ilmu Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat. Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus sebagai dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan.

Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti kuliah di ADIA terbatas pada mahasiswa tugas belajar. Mereka diselekasi dari pegawai atau guru agama di lingkungan Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil daerah di seluruh Indonesia. Kedua, sesuai dengan mandatnya untuk mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan dan penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan Agama (Japenda) Departemen Agama yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola madrasah dan mempersiapkan guru agama Islam modern di sekolah umum.
Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)

Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan menggembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area of studies yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan, fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11 Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi’ul Awal 1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. IAIN diresmikan Menteri Agama di Gedung Kepatihan Yogyakarta.
IAIN With Wider Mandate

IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik dan strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di bidang pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate) menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk lebih memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka Program Studi Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain itu dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern; McGill University melalui Canadian Internasional Development Agencis (CIDA); Leiden University (INIS); Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu’amalat Indonesia (BMI); dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya.

Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya Nomor 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi ilmu sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi, Manajemen, Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi. Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)

Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.

Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut:

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2. Fakultas Adab dan Humaniora
3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
4. Fakultas Syari’ah dan Hukum
5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
6. Fakultas Dirasat Islamiyah
7. Fakultas Psikologi
8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
9. Fakultas Sains dan Teknologi
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
11. Sekolah Pascasarjana

Hingga tahun 2008 wisuda ke-72 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menghasilkan alumni sebanyak 36.099 orang, terdiri atas 19.174 Sarjana Strata Satu (S1), 1.273 Sarjana Magister (S2), dan 426 Sarjana Doktor (S3). UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan keagamaan dan ilmu ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.[]
Teman-teman Al-Asas 08 UIN Jakarta adalah:
Nurdiansyah-Jurusan Ilmu Keperawatan
Achmad Cairul Firdaus-Jurusan Sistem Informasi
Dzul Hamdi-Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Firdaus-Jurusan Pendidikan Agama Islam
Miftah Faridh-Jurusan Pendidikan Agama Islam
Ahmad Dhiaul Akifin-Fakultas Syariah dan Hukum
Mawardi-Fakultas Syariah dan Hukum
Zainal Abiddin-Fakultas Syariah dan Hukum
Dede Naylul Huda-Jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf
Nurhadiyati Dewi-Jurusan Manajemen Pendidikan
Indah Juwita-Jurusan Manajemen Pendidikan
Nur Azizah-Jurusan Pendidikan Agama Islam
Neng Khoirunnisa-Jurusan Pendidikan Agama Islam

About Al-Asas 08


AL-ASAS ‘08

Hari itupun tiba, secercah kebahagiaan terlihat pada wajah mempesona santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Attaqwa Pusat Ujungharapan Bekasi yang dibaluti busana kebesaran seorang ilmuan, ya, kebahagiaan itu begitu terasa, karena dihari itu 29 juni 2008 sebuah perjalanan panjang menuntut ilmu di Pondok Pesantren Attaqwa baik Putra ataupun Putri akan segera usai. Sebuah akhir yang akan menyisakan suka ataupun duka.

Detik-detik itupun sangat menegangkan, ketika seorang guru berdiri tegap, layaknya hakim yang akan memutuskan perkara besar dipodium. dengan tegap menunggu detik. Guru itu akan mengumumkan sebuah hasil dari kerja keras para Santriwan dan Santriwati.

terlihat dari sudut Aula itu, gerumulan santri saling berpelukan dengan kawan disampingnya. airmata akan segera ditumpahkan, dan sorak sorai kegembiraan juga akan segera menggelegar. Namun itu semua akan menjadi jawaban.

dan akhirnya semua pertanyaan besar yang menegangkan itupun terjawab sudah. Banyak senyuman yang mengembang dari bibir-bibir manis mereka. Dan Pantulan sinar menawan dari wajah-wajah sejuk mereka.

Akhirnya merekapun kini telah pergi dari sebuah ikatan yang menyatukan mereka. Kehidupan di Pondok akan menjadi sebuah cerita, tawa-tawa mereka, canda-canda mereka, airmata mereka, persahabatan mereka, cerita indah mereka hanya akan menjadi sebuah kisah klasik yang dirindukan.

Tetapi semua itu tak akan terjadi. Karena tawa-tawa mereka, canda-canda mereka, airmata mereka, dan persahabatan mereka akan kembali erat dan akan dibangun oleh ruh-ruh kekuatan dari benteng kehidupan yang baru, ya, benteng itu adalah AL-ASAS 08. sebuah Organisasi yang didirikan untuk kembali mengikat tali-tali persahabatan antar santri Pondok Pesantren Attaqwa Pusat angkatan 2008.


AL-ASAS 08 (Alumnus Of Attaqwa Islamic Boarding School Two Thousand And Eight) merupakan persatuan dari Organisasi kecil yang terpisah. Yaitu Organisasi awal Santriwan Attaqwa Putra dan Santriwati Attaqwa Putri Periode 2008 Miladiyah. Atau yang lebih dikenal dengan PERSIA dan SALWA.

Dimana PERSIA (Persatuan Santri Islam Attaqwa) yang terdiri dari 114 orang, dan SALWA (Santri Aktif Pilihan Attaqwa) yang terdiri dari 102 orang. Begitu mempunyai peran penting bagi kemajuan daripada Pondok Pesantren Attaqwa Pusat yang didirikan oleh Almaghfurlah Syaikh Kiyai Haji Noer Alie.

AL-ASAS didirikan pada 28 juli 2008 M. pada pertemuan besar antar PERSIA dan SALWA dikediaman Saudari Yuli Wahyuningsih. dan ketika pertemuan itu berlangsung maka musyawarah dilakukan untuk mencanangkan persatuan dan kemajuan masa depan almamater Pondok Pesantren Attaqwa tahun 2008 ini. Akhirnya dalam musyawarah itu menghasilkan sebuah organisasi baru yang mempersatukan antara PERSIA dan SALWA. Setelah bersaing dengan nama lain seperti ATTAHDID sebuah nama daripada opsi ketua marhalah Nurul Atiq. maka terpilihlah sebuah nama yang merupakan opsi dari Saudara Muhammad Syahrul Fakhri yaitu (bersambung_)